Menurut anda, apakah rakyat Indonesia khususnya generasi muda sekarang sudah mencintai budaya sendiri ?


Permainan yang Terlupakan

Masih ingatkah kita dengan Cublak-Cublak Suweng, Gobak Sodor, Egrang, atau Dhakon yang dulu sering kita mainkan semasa kanak-kanak? Ya, mungkin sebagian besar dari kita pernah memainkannya saat kita kecil. Tapi itu kita dulu, bagaimana dengan anak-anak zaman sekarang?

Dahulu, game online atau play station belum merebak seperti sekarang ini. Anak-anak hanya mengenal permainan olahraga (sepak bola, basket, bulu tangkis, dll) dan permainan-permainan tradisional (petak umpet, gobak sodor, cublak-cublak suweng). Berbeda dengan sekarang, di mana kita dengan mudahnya bisa mendapati rental play station atau game center tersebar di mana-mana. Anak-anak pun lebih sering menghabiskan waktu main mereka dengan berkutat di depan layar tv atau komputer. Padahal banyak manfaat yang bisa didapat dengan bermain permainan tradisional.
   
Satu, melatih kerjasama dan membangun kebersamaan dengan orang lain. Seperti dalam permainan Gobak Sodor di mana kekompakan tim sangat dibutuhkan agar dapat memenangi permainan.
   
Dua, membangun sikap empati dan simpati terhadap orang lain.  Setelah timbul rasa kebersamaan dan gotong royong, dapat menimbulkan sikap empati dan simpati terhadap sesamanya.
  
Tiga, mengasah kreativitas dan keterampilan. Permainan tradisional hanya membutuhkan peralatan yang sangat sederhana dan tak jarang dengan mudah kita temukan di sekitar rumah. Tergantung bagaimana alat-alat tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik dan menciptakan permainan yang menyenangkan.
   
Empat, melatih kecerdasan berhitung dan mengatur strategi. Dalam beberapa permainan, seperti dhakon, engklek, atau lompat tali, dibutuhkan langkah yang tepat dalam bermain.
   
Lima, menambah kepekaan terhadap lingkungan. Sering kali permainan di lakukan di luar ruangan yang membuat kita sering berinteraksi dengan alam. Tak jarang kita memanfaatkan sesuatu dari alam sebagai bagian dari permainan.
   
Enam, melatih kecerdasan spiritual. Banyak pesan moral yang terkandung dalam sebuah permainan. Seperti untuk selalu berperilaku jujur, bermain sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan bersama, dan berlatih untuk saling berbagi.
   
Tujuh, sebagai terapi. Permainan dapat menimbulkan berbagai kesan, seperti ertawa, berteriak, dan bergerak. Hal ini dapat bermanfaat bagi anak-anak yang sedang membutuhkan terapi tersebut.
   
Saatnya bagi kita untuk mengenalkan kembali permainan-permainan tradisional. Jangan sampai permainan tersebut tenggelam dengan kemajuan teknologi yang membuat anak-anak lebih senang menghabiskan waktu di depan layar komputer atau tv. Bermain tidak jelek, asal dalam porsi yang mencukupi dan seimbang dengan waktu belajar.

1 comments:

ridho mengatakan...

kangen main benthik
haha jadi ingat masa kecil