Menurut anda, apakah rakyat Indonesia khususnya generasi muda sekarang sudah mencintai budaya sendiri ?


Makanan Daerah vs Makanan Barat

Tau gak sih kalau keanekaragaman makanan dan minuman khas daerah itu termasuk kekayaan budaya Indonesia ?
Dari segi rasa jelas tidak kalah dengan makanan barat semacam mcd atau kfc
Bahkan kandungan bahan alami di setiap makanan khas Indonesia tentunya mengandung banyak sekali manfaat bagi tubuh kita
Tidak seperti kfc atau mcd yang bumbunya saja kita tidak tahu terbuat dari apa

Tapi kenyataannya sekarang, makanan barat lebih 'merajai' lidah orang Indonesia sendiri....

Coba direnungkan....



1. Gudeg Jogja lawan Nasi Ayam Mcd


-----------------------------------------------------------------------------------

2. Gudangan lawan Spaghetti









-----------------------------------------------------------------------------------

3. Bakpia lawan kentang goreng mcd


-----------------------------------------------------------------------------------

4. Tiwul lawan Burger


-----------------------------------------------------------------------------------

5. Geplak lawan Pizza


-----------------------------------------------------------------------------------

6. Dawet lawan soft drinks


-----------------------------------------------------------------------------------

Jika dilihat dari kondisi sekarang, ketika orang Indonesia mengagungkan budaya barat, saya kira skor 0 - 5 untuk makanan barat
Kenyataannya sekarang memang makanan dan minuman daerah kalah bersaing dengan makanan barat
Mungkin orang Indonesia sekarang menganggap makanan barat itu lebih 'mewah' dan 'keren' daripada makanan daerah

Tapi coba tolong bandingkan kandungan gizi makanan-makanan di atas

Mana yang lebih bermanfaat dan mana yang bisa jadi 'racun' bagi tubuh kita ?

"Sudah sepantasnya kita merasa MEWAH ketika mengkonsumsi makanan daerah kita sendiri...."

24 comments:

Anonim mengatakan...

bener bgt gan,, masyarakat Indonesia saat ini lebih mengagungkan makanan2 fastfood dr luar... aku kemaren pernah baca di salah satu forum komunitas terbesar di Indonesia, padahal klo dr segi gizi, makanan dr luar jelas kalah dari makanan tradisional lokal...
apakah bangsa laen ingin menghancurkan kita dengan makanan2 yg krg bergizi? apakah kita akan terjajah lagi walaupun dlm bentuk penjajahan yg berbeda?

arasyamri mengatakan...

mungkin lebih tepat nek perbandingannya kentang lawan perkedel, spagheti versus bakmi jowo. saya bangga dengan makanan indonesia , luwih enak, luwih sehat, dan luwih wareg. sekalian menambah penghasilan putra putri bangsa , jaya kuliner indonesia

Bob SIngadikrama mengatakan...

siapa hayo kawan2 yg masih suka macan di MCD, KFC, starbuck?

sebenarnya jika tidak ada konsumen pasti juga g jualan di Indonesia...

anung mengatakan...

not really like that,
secara pribadi, saya sendiri tidak menyukai junkfood semacam itu. ada beberapa alasan: pertama, masa bodoh dengan yang namanya gaul ato enggak. kebanyakan anak muda makan begituan kan karena pergaulannya (bisa dibilang ngikutin tren, biar nggak ndeso). kedua, faktor uang. masak makan bayar pajak, no way man! pajaknya 10% lagi. harusnya Indonesia udah kaya kalo ngelola pajaknya bener. lulusan STAN ngapain aja tuh, ngikutin arus doang

Tulus Hamdani mengatakan...

bener yg dibilang bob, kalau produk luar ga akan laku kalo kita, konsumen, tidak membelinya
tapi menurut saya akan sangat susah untuk mencegah orang untuk tidak membeli produk luar hanya dengan slogan cintailah produk dalam negeri. Menurut teman saya "cinta sih cinta, tp selera ya selera"

kemarin saya baca artikel tentang packaging ala jepang, orang sana sanget memperhatikan tampilan 'bungkus' sehingga jajanan yg biasa tampil menarik.

anak komunikasi tu coba gmn caranya marketing and packaging yg bgs (kerjasama sama anak t.industri n DKV).
Trus anak TPHP n gizkes gimana caranya penyajian produk local kita ga kalah n secara nilai gizi juga tambah unggul.

tp hal ini tak akan berhasil kalau kita sebagai konsumen tidak peduli.

ini membutuhkan niat dan kerjasama dari berbagai pihak.

Tulus Hamdani mengatakan...

oia, aku rasa yg bakal komen disini pasti bilang 'aku ga suka produk luar! saya lebih memilih produk dalam negeri!'

itu memang kita kebanyakan telah well-educated,
tapi pada kenyataanya diluar sana banyak 'kaum alay' yg bangga kalau makan di tempat2 junkfood itu.
Tapi beruntungnya, 'kaum alay' tersebut tu cuma ngituin trend, mereka ga peduli dengan gerakan cinta produk dalam negeri. So, kalau pengen mereka pilih produk dalam negeri ya kita ciptakan trend bahwa produk dalam negeri itu jauh lebih cool.
Tapi hal ini tentu tidak mudah.
Produk luar itu memiliki team marketing yg handal dengan modal yg besar. dan brand mereka memang sangat chick.

maaf kalau banyak salah.(analisis dari segi branding&marketing)

Anonim mengatakan...

aku cinta makanan indonesia..
masakan ibu tercinta.. :D

Anonim mengatakan...

serem yng dari luar,,, fastfood semua.. ga tau tu prosesnya halal gak yach... kbetulan aq g bgitu tertarik makanan import..nice inpoh..

Unknown mengatakan...

Gw masih suka makan di MCD atau KFC, tapi gak sering.. untuk apa.. cuma Ayam Goreng dan Nasi 20 rb.. Gak Worth it!! mendingan makan pecel ayam, ketaun kenyang...

Tapi Bob, kalau tidak ada MCD, KFC ataupun Starbuck, apa bisa menampung pengangguran yang sekarang makin bertambah... Jangan dulu skeptis akan hal itu...

Sebagai anak bangsa kita bisa memilih... Sebagai anak bangsa yang tahu akan kultur dan sosialnya pasti akan lebih memilih makan nasi padang, pecel ayam atau Warteg... Gw yakin, makan di MCD atau di KFC itu tidak sesering makan di tukang pecel ayam...

Dan saat ini pun makanan Khas Indonesia dari seluruh nusantara sudah mejamur di Mall2...

Terkadang, (ini berdasarkan pengamatan gw untuk orang2 kelas B dan A di Mall atau tempat high class lainnya)... (1) orang makan2an USA atau khas Eropa, itu karena mereka tidak terlalu lapar untuk mengkonsumsi makan berat khas Indonesia, namun hanya dengan makan getuk dan tiwul pun tidak terlalu mengganjal, kita harus mengambil beberapa, dan itu tidak ringkes, selain itu harga tiwul atau getuk dihargai 15000/porsi dengan isi hanya 5. (2) Tempat makan khas Indonesia tidak di sajikan untuk berlama - lama, sedangkan tempat makan Eropa disajikan untuk kita saling mengobrol satu sama lain, alias selain kita beli makan juga beli suasana. (3) Resto2 Khas Indonesia tidak ramah untuk orang kelas C dan D, karena di design High Class, contohnya : Bumbu Desa, Sate Khas Senayan, Bandar Djakarta, Waroeng Podjok, Waroeng Kopi, Kopi Luwak De..El..El..

Sekarang untuk kasus Jakarta, dimana kita bisa nyari Getuk..?? Klo gak kita pesen sama tetangga sebelah yang kebetulan jualan (itu pun kalo ada.. di Rumah gw sih ada yang jualan getuk, tiwul, misro dll), Seperti gw bilang.. Di Grand Indonesia ada yang namanya Warung Kopi, menjual semua makanan Khas Jawa Timur, tapi ya itu, kalau kita bandingkan dengan yang di Yogya sangat jauh harganya.. Untuk kasus Jakarta juga, sangat sulit mencari masakan tersebut kecuali di Mall, orang Jakarta apa sih hiburannya klo enggak Mall (Secara gw besar dan tinggal di Jakarta), kalau beruntung kita bisa tau dimana persisnya Gudeg yang enak dan murah di Jakarta, gpp biar ke gang juga.. (tapi gudeg buatan nyokap gw yahud juga)

Gw yakin 100 persen bahwa sebenarnya kita orang Indonesia lebih menyukai makan khas Indonesia sediri kok (tapi masih saingan sama mie ayam ^_^).. Antara KFC dan Sate Khas Senayan gak kalah kok ngantri-nya...

Dan kita wajib bayar pajak, mau negara kaya atau miskin tetap harus bayar pajak, karena jatuhnya juga buat kita2... Kalau pemerintahnya lalai, tinggal tuntut saja...

Anonim mengatakan...

yaah..saya suka semua makanan impor, lebih gaul

Bob Singadikrama mengatakan...

@Icha : menurut ku itu lah yang jadi masalah sekarang ini makanan tradisonal pun jadi mainan orang kapital. masyarakat asli daerah pemilik khas makanan tersebut tetap saja bermsalah dgn ekonomi mereka. lalu menurut saya mbak logika nya terbalik disaa KFC mMCd yng franchise dari asing... bayangkan kalo mereka di g ada dan di ganti makanan lokal dengan brand lokal, tidak ada lagi persenan untuk perusahaan asing yang memang sudah kaya.

dari lokal untuk lokal... biar uangnya tetap berputar di KITA.

matur nuwun

Unknown mengatakan...

makanan Indonesia memang lebih enak dan bervariasi.tapi untuk memndapaktakn snek2 tradisional memeang ga mudah, tapi beruntung, di dekat rumahku msh ada pasar tradisional yg jual jajanan pasar smacam gethuk, gathot, tiwul, lupis, gudangan,dll.. tp skarang mau dibangun super indo di daerah sono, ga tau tu nanti nasib pasarnya kayak gimana..

Anonim mengatakan...

Tapi tetep lebih gaul makanan dari luar yang sudah dikonsumsi secara internasional

Anonim mengatakan...

tapi ga sehat bung! lebih sehat juga kalo makanan asli warisan nenek moyang kita. alami ga pake apa lah racun itu

john hamid mengatakan...

saya pecinta burger dengan lambang "m", saya pecinta ayam dengan maskot "kakek2", saya pecinta rokok dengan tagline "vinividivici", dan saya bangga. Bagi yang merasa , mau, ingin, menghentikan penjajahan saya di negara yang mau berkembang ini, pikir 1000x karena saya dan teman2 saya akan tetap berjaya !!!!!!!!

Mirah Mahaswari mengatakan...

baru buka blog ini..
saluuuuut :)
apalagi tag ttg makanan indo vs. junkfood, seru bgt!
mungkin nanti kalo udah pernah tinggal di luar baru kerasa betapa makanan indo nikmat dan lezaaat..
di luar ga ada lotek yg murah dan menyehatkan..bersyukur jd org indo!

flyingduck mengatakan...

Sebenernya klo mau bandingin makanan barat ala McD ato KFC, daripada gudeg jogja/gudangan/geplak VS fastfood, lebih nyambung indomie/makanan instan VS fastfood berdasarkan tipe makanan n nilai kesehatan. Fastfood macem McD ato KFC juga ga punya reputasi begitu bagus dari segi kesehatan di negara kek Australi ato US.

Aku ngga gitu tau status makanan daerah VS fastfood di Indo kek apa sekarang, tapi berdasarkan post ini aku asumsi klo mgkn fastfood sudah naik popularitasnya sampe sebagian orang2 prefer fastfood daripada makanan daerah.

Sejujurnya aku agak kesulitan membayangkan situasi yg dideskripsiin di post ini krn statusku yg belajar di luar negeri n sering kali yg ada bukannya ngidam fastfood tapi ngidam bakpia. Juga ada bbrp faktor yg bikin aku ga gitu yakin terhadap status ini yg tak jelasin di bwh.

Anyway.. dengan asumsi bahwa keadaan ini benar, pendapatku knp kyk gitu bisa terjadi adalah:

1. Rumput tetangga selalu lebih hijau. Orang suka klo mereka bisa melakukan hal baru yg keliatan beda dan lebih bagus daripada orang laen yg ga kek biasa. Apalagi dgn image negara amerika yg lebih maju daripada indo, mgkn ada prestige sendiri makan makanan barat daripada makanan daerah.

Ini mgkn bener dlm beberapa situasi, misalnya dlm context siswa/mahasiswa yg klo ditanya mau makan apa, milih mcd ato kfc karena lebih 'keren'.

Tapi... masalahnya faktornya ga cuman prestige doank, tapi harga. Pake contoh McD n KFC, ini sbnrnya mgkn termasuk masih mahal.. orang2 kelas menengah ke bawah yg mana yg mau beli cheeseburger yg mgkn ga gitu ngenyangin daripada mie ayam ato lotek yg bisa dibeli dgn harga di bawah 10rb?

Orang2 kelas menengah atas yg bisa dgn mudah membeli McD/KFC apalagi makanan yg lebih mahal (misalnya bambu restoran ato restoran indo bagus laennya).. untuk meal 'beneran' kurasa mrk bisa afford yg lebih bagus drpd fastfood. Ini juga merupakan faktor yg berlawanan dgn asumsi 'org lebih suka fastfood krn keren'.

Terus orang2 kelas menengah yg bisa afford meal McD/KFC dan dengan mudah membeli makanan daerah dengan harga yg sama.. ada faktor2 yg dijelaskan dlm poin2 berikutnya.

2. Ketersediaan, kecepatan service, dan standar.

Ada sekelompok temen lagi hang out baren di jalan, cuaca lagi panas, n mereka harus. Lebih gampang beli minum apa, es dawet ato coca cola? Keknya jawabannya jelas di sini. Softdrink yg digambarkan di post ini murah, gampang dicari, gampang di bawa2.

Sekali lagi aku agak susah bayangin coca cola lebih 'populer' drpd es dawet ato es soda gembira misalnya, karena untuk bilang kek gitu lebih populer juga harus mikirin konteks ato situasi di mana orang beli minuman2 kek gitu n knp.

flyingduck mengatakan...

[.. continue from above]

Untuk orang2 yg nyari minum murah tok (tanpa mempertimbangkan portability (bisa di bawa2 ato ga) dan ketersediaan), susah bayangin mrk bakal milih coca cola/sprite di atas es jeruk, teh botol, ato fruit tea apel. Tapi sekali lagi, klo harga ini sama, wajar bakal milih soft drink karena biasanya soft drink lebih gampang diminum.

Kecepatan service dan standar.. keknya ini udah cukup jelas. Mau beli fastfood cepet, ga usah nunggu lama2 masaknya. Standarnya juga udah jelas.. KFC di mana2 sama, McD di mana2 sama. Orang2 udah tau apa yg di-expect. Belum ditambah KFC ato McD (n mgkn Pizza Hut), udah ada di mana2, n gampang diakses.

Untuk orang2 yg mau makan yg 'bagus' dan tempat yg nyaman, fastfood pilihan yg gampang karena udah tau rasanya kyk apa, tempatnya muat untuk grup besar, dan biasanya lebih murah daripada restoran lokal yg kategorinya 'bagus'... Ga usah mikir tmpt apa yg mau dicoba yg kira2 enak.

Solusinya ya.. agak susah kupikir krn seperti yg tak jelasin tadi aku ga pernah ngadepin situasi di mn orang2 bener2 mikir klo fastfood 'lebih bagus' daripada makanan daerah. Singkatnya, akses yg gampang, harga yg terjangkau, portability makanan2nya, kecepatan service dan standar rasa merupakan alasan2 yg lebih logis mnrtku.

Tapi mgkn yg bisa dipikirkan adalah gi mana membuat makanan2 daerah lebih 'terjangkau'.. ga cuman murah, tapi dibikin supaya misalnya.. klo km lagi naek motor n kepanasan, km bisa dgn gampang beli es dawet, km minum, n km simpen dlm tas. Ato km lagi di food court mall, km bisa membeli makanan lokal dgn harga terjangkau dan expektasi bahwa rasanya enak. Ato dipikir, bagaimana makanan Indo bisa di-package ala McD ato KFC yg bisa mengattract orang2?

Segitu dulu.. :D

Unknown mengatakan...

Untuk Bob : Kalau secara ekonomi, justru yang di untungkan adalah pihak kita, dengan adanya MCD, KFC, atau CFC, karena mereka sudah jelas akan membeli semua kebutuhan mereka seperti ayam dan sayur2an-nya itu ke Petani kita. Pihak MCD di Amerika sana tidak mendapatkan ke untungan yang besar dari hasil penjualan. Mereka hanya meminta Hak Paten saja. Nah yang perlu dipertanyakan adalah : Seberapa untungkah petani kita dengan pesanan ayam dan sayur dari MCD atau KFC... karena keuntungan itu larinya yah ke yang punya Hak Milik MCD untuk Indonesia, bukan Amerika..

Nah untuk masalah ekonomi pemilik makanan khas tersebut yang terus mampet, jangan salahkan KFC dan MCD yang membuka dan mengembagkan sayap mereka di Indonesia.. Tapi Pemerintah... Pemerintah bisa mengakomodasi mereka..?? Wong sektror formal saja mandek di tempat (formal : Industri). Karakatu Stell aja di jual sama pemerintah, apa tidak malah melarat itu rakyat...

Mengapa ada MCD atau KFC yang menjadi favorit sebagian rakyat Indonesia... Tanyakan 30 tahun lalu... Budaya Konsumtif yang di ajarkan oleh pemerintahan 30 tahun yang lalu.

"Kalau" 30 tahun lalu kita di ajarkan untuk mencintai negri sendiri, mencintai produk lokal, mensejahterakan petani, memberikan kepada masyarakatnya untuk mengelola daerahnya sendiri, bekerja keras maka ada atau tidaknya MCD sampai saat ini produk lokal akan terus menjadi nomor satu.

Butuh bukti... Jepang, Korea, bahkan China... Dinegara itu pun ada MCD dan KFC, tapi masyarakatnya tetap lebih memilih produk dalam negeri..

Kita, 30 tahun lalu di atur oleh asing, sehingga masyarakatnya seperti tidak punya kesempatan untuk menggarap potensi mereka, di iming2i dengan hidup mudah, di represi...

Dan untuk sekarang... Kalau MCD dan KFC di SHUT DOWN... akan ada efek domino... Contoh : Penutupan pabrik Nike.. berapa buruh yang akhirnya jadi pengangguran dan akhirnya jadi beban pemerintah yang harus mengatasi dampak pengangguran.

Kita jangan Misal..Misal.. dan Misal... tapi lihat lebih ke efek yang akan berlanjut...

(30 tahun lalu ini maksud gw era ORBA gytu)

Gw setuju dengan pendapat Flyingduck...

FazriePermana mengatakan...

Daripada ributin fastfood ma makanan lokal, mendin mikirin cara bagaimana hidupmu dikenal banyak orang, mempunyai pengaruh, dan ingin diikuti banyak orang. Dan orang ga akan mau ikutin orang yang cuma 'merengek' aja, nyalahin produk luar, euforia Indonesia negeri yang bagus. Lakukan sesuatu yang membuat orang lain berpikir ada keuntungan di dalamnya, sehingga mereka mengikuti, lakukan sesuatu yang membuat orang lain senang. It's not the 'time for lecturing another people about moral or nationalism. It's time for having fun, people want to fun, coz a lot of a people already sick of their life because of lack of money, lack of figure of 'the father', so just don't tell them what they should do. Just do the best for your sake, and hope the others will follow you. We just want to live the way we are, so keep your lecture for another time

Anonim mengatakan...

kenapa kalo urusan makanan slalu yang dibandingin Junk food vs makanan khas indonesia? coba bandinginya sama-sama junk food , junk food barat vs junk food indonesia, saya rasa hasilnya sama2 ga sehat, atau makanan khas prancis vs makanan khas indonesia, kayaknya baru adil deh....

CodeNameKai mengatakan...

Hoooo, aku secara jujur akan bilang kalo aku lebih suka fast-food,
simple, karena it's 'fast' dan dalam kemasan lebih menarik.
Kalo lagi jalan-jalan di Mall, ujung-ujungnya pasti ke fastfood, karena selain ada program diskon, di Mall itu secara-ajaib harga makanan yang mengaku makanan tradisional bisa lebih mahal daripada fastfood.

Jadi intinya, makanan tradisional itu kalah dari segi marketing.

Ga setiap orang makan fastfood cuma buat gengsi, faktor lain juga ada misalnya tempat yang pewe, service yang cepet, yeah,things like that

ChickaJoskav mengatakan...

penjajahan budaya? XD

well, terkadang ada bagusnya juga makanan fastfood. contoh, anda mudik naek motor, di tengah jalan malem2 laper. daripada beli di warung di tengah jalan yang bisa2 harganya dinaikin 400% XD mending beli di fastfood karena harganya standar

tapi untuk keseharian, sepertinya saya lebih mendukung makanan tradisional baik dari segi ekonomi (saya pendukung pemberdayaan ekonomi mikro XD) maupun dari segi gizi.

selain itu layakkah kita marah jika pecel diklaim oleh negara lain (amit2... moga2 jangan sampe) sedangkan mau makan pecel aja gengsi gara2 murah. Di sisi lain anda tidak mungkin mengklaim spaghetti adalah dari indonesia.

no offense, hanya untuk referensi saudara2 smua dari sudut pandang saya pribadi :)