Jathilan Hari Ini
suatu hari
saya sedang berjalan di sebuah perempatan yang cukup ramai
di bawah teriknya matahari ketika lampu merah, sekelompok pria yang berdandan agak beda beraksi di depan para pengendara
satu orang memainkan alat musik di trotoar, dan 3 orang lainnya melakukan sebuah tarian
ya, tarian itu adalah jathilan
kesenian khas jawa yang dulu sangat populer
menjelang lampu hijau, seseorang dari mereka menghampiri setiap pengendara
apa yang mereka lakukan ?
setelah aksi mereka, saya menghampiri mereka
mengajukan beberapa pertanyaan
kurang lebih seperti ini obrolan kami (diterjemahkan dari bahasa Jawa)
A= ini jathilan ya pak ?
B= iya mas
A= bapak sudah lama "njathil" ?
B= ya lumayan
A= memang daridulu main di jalan gini pak ?
B= oo tidak. dulu kami punya sanggar yang sering "ditanggap" di banyak acara
A= sekarang apakah masih sering "ditanggap" pak ?
B= tidak, dulu kelompok kami besar. Mungkin karena jaman, beberapa anggota kelompok kami keluar dan memilih jalan lain untuk hidup. Dan tinggal berempat ini hidup dari uang njathil di jalan.
Saya melanjutkan perjalanan dan merenung
Inikah nasib seniman-seniman budaya sekarang ?